Kamis, 05 April 2012

Prilaku Informasi ( information Behavior)


Nama              : Sherly Martha
Bp                   : 110.159
JUR                : IIP (b)

Prilaku Informasi ( Information Behavior )
Perpustakaan berfungsi  sebagai penyimpanan, penelitian, informasi, pendidikan dan cultural  dan selalu berkaitan dengan informasi yang disediakan perpustakaan untuk para pemakainya (sekarang ini disebut sebagai pemustaka). Hal ini menuntut perpustakaan untuk selalu memberikan informasi kepada pemustaka. Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan seharusnya dapat menjawab kebutuhan informasi para pemustaka. Pemustaka merupakan setiap orang yang menggunakan sumberdaya dan pelayanan perpustakaan.
Perpustakaan yang bekerja untuk memberikan informaasi kepada para pemustaka. Wilson menyebutkan bahwa aspek sosial budaya, ekonomi politik serta peran sosial manusia sebagai aspek yang mempengaruhi perilaku penemuan informasi.

Pengertian Information Behavior ( prilaku informasi)  menurut para ahli :
*      Menurut gregor
Sistem informasi adalah bidang pengetahuan tentang dunia sistem fisik, dunia perilaku manusia, dan dunia artefak buatan. Menolak pandangan bahwa sistem informasi merupakan bagian dari “organizational behaviour”, dan bukan juga tentang teknologi semata, seperti yang dikaji oleh ilmu komputer.
*      Menurut lee
Riset/penelitian dalam lingkup sistem informasi lebih luas dari hanya meneliti sistem teknologinya, atau hanya sistem sosialnya saja, atau keduanya hanya bersebelahan. Tetapi lebih kepada menginvestigasi fenomena yang muncul ketika sistem teknologi dan sistem sosial tersebut berinteraksi.
*      Menurut TD Wilson
Information behavior (perilaku informasi) merupakan keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif.
Perilaku informasi merupakan hal yang penting dalam penerapan dan pembangunan sistem informasi. Wilson memperjelas perbedaan antara berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian perilaku informasi. Dia menyajikan beberapa definisi tentang perilaku informasi, yaitu information behavior, information seeking behavior, Information Searching Behavior,dan Information Use Behavior.
            Perbedaan istilah dalam penelitian sistem informasi :
*      Information behavior (perilaku informasi) merupakan keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif. Menonton televisi dapat dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula dengan komunikasi face to face.

*      Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior) merupakan upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya ini, seseorang bisa saja berinteraksi dengan sistem informasi manual (koran, sebuah perpustakaan) atau sistem informasi yang berbasis computer.


*      Perilaku pencarian informasi (information searching behavior) merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer (misalnya penggunaan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link), maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi Boolean (bentuk information retrieval system/sistem temu kembali informasi) atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan) .

Dalam bahasa Inggris seeking dibedakan dari searching. lawan-kata dari menelusur secara serampangan, atau merawak (browsing). information seeking adalah upaya menemukan informasi secara umum, dan information searching adalah aktivitas khusus mencari informasi tertentu yang sedikit-banyaknya sudah lebih terencana dan terarah. membahas perilaku informasi, Wilson tidak memasukkan persoalan data, karena perhatiannya adalah kepada proses transfer antara sistem dengan pengguna, dan hanya informasi lah yang berada dalam proses tersebut.
Perilaku manusia tak lekang dari semesta yang menghidupinya. Menurut Wilson, kalimat ini berlaku mutlak dalam upaya mempelajari perilaku informasi (information behavior).  Inti dari pendapat Wilson di awal upayanya mengembangkan teori tentang perilaku informasi ini dapat dilihat dalam bentuk gambar berikut yang adaptasi oleh Putu Laxman Pendit dari artikel Wilson, “On user studies and information needs” yang termuat di Journal of Documentation vol. 35 no. 1 tahun 1981.
Ada tiga faktor yang dianggap penting untuk menjelaskan fenomena kebiasaan menemukan informasi (information seeking) yaitu :
*      konteks kehidupan pencari informasi
*      sistem informasi yang digunakannya
*      sumberdaya informasi yang mengandung berbagai informasi yang diperlukan.
Wilson memperjelas konsep pemustaka/pemakai sebagai objek penelitian perilaku informasi perlu selalu diletakkan dalam konteks sosialnya. Pemustaka/pemakai sebagai komunikator yang memakai sumberdaya informasi pribadi maupun organisasinya, dan menggunakan sumberdaya ini dalam berkomunikasi dengan sesama. pemakai berkonsentrasi pada satu aspek ini saja, yaitu aspek interaksi antara manusia dan sistem; padahal seseorang juga dapat bertindak sebagai seorang penerima jasa informasi (recipient),  sebab tidak semua sistem informasi bersifat pasif. Sebagian besar sistem informasi secara aktif menawarkan jasa mereka,
Berbagai upaya promosi informasi melalui media massa juga dianggap oleh Wilson sebagai contoh sifat aktif dari sistem informasi sehingga akhirnya seseorang adalah pengguna dari informasi yang tersedia di dalam sistem informasi. Wilson mengritik kajian perilaku informasi yang mengabaikan aspek penggunaan atau pemanfaatan informasi yang sudah ditemukan atau disediakan oleh sebuah sistem informasi. Wilson meletakkan keseluruhan perilaku informasi dalam konteks sosial dan komunikasi yang lebih luas daripada sekadar interaksi antara manusia dan sistem informasi.
Konsep pemustaka/pemakai yang luas inilah yang kemudian melahirkan model penjabaran perilaku informasi lebih lanjut, yaitu sebagaimana terlihat di gambar berikut:
http://iperpin.files.wordpress.com/2008/08/wilson-pengguna.jpg?w=385&h=310
http://restyjf.blog.ugm.ac.id/files/2009/05/wilson-pengguna2-300x206.jpg
Gambar 2: model penjabaran perilaku informasi
Di gambar terlihat bahwa perilaku informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis, akfektif, maupun kognitif.
Wilson menganggap bahwa perilaku informasi merupakan proses melingkar yang langsung berkaitan dengan pengolahan dan pemanfaatan informasi dalam konteks kehidupan seseorang. Terlihat pula bahwa kebutuhan akan informasi tidak langsung berubah menjadi perilaku mencari informasi,
Kebutuhan informasi berubah menjadi aktivitas mencari informasi, ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku tersebut, yaitu:
  1. Kondisi psikologis seseorang.
Cukup masuk akal, cemberut akan memperlihatkan perilaku informasi yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang sedang gembira dan berwajah sumringah.
  1. Demografis, dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai bagian dari masyarakat tempat ia hidup dan berkegiatan.
  2. Peran seseorang di masyarakatnya, khususnya dalam hubungan interpersonal, ikut mempengaruhi perilaku informasi.
  3. Lingkungan, dalam hal ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih luas, sebagaimana terlihat di gambar sebelumnya ketika Wilson berbicara tentang perilaku orang perorangan.
  4. Karakteristik sumber informasi, atau mungkin lebih spesifik:
Kelima faktor di atas, menurut Wilson, akan sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi. Pada akhirnya, di dalam model Wilson terlihat bahwa berbagai perilaku informasi (mulai dari yang hanya berupa perhatian pasif, seperti melakukan observasi dan browsing serampangan, sampai pencarian yang berkelanjutan) bukanlah wujud langsung dari kebutuhan informasi seseorang.
Information behavior (perilaku informasi) adalah sub-disiplin ilmu informasi dan perpustakaan. Sebagai seorang pustakawan, kita harus mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka/pemakai. Bagaimana kita bisa mengetahui kebutuhan informasi pemustaka/pemakai, apabila tidak ada teori information behavior. Teori ini membuat pustakawan tahu informasi apa yang dibutuhkan oleh pemustaka/pemakai dan membuat pustakawan tahu bagaimana cara mengelola informasi dalam konteks yang bermacam-macam. Hal itu disebabkan karena ruang lingkup information behavior ada pada user needs and uses.

Perilaku penggunaan informasi (information user behavior)
Perilaku penggunaan informasi (information user behavior) terdiri dari tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika seseorang menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang sudah ia miliki sebelumnya
Information behavior (perilaku informasi) adalah sub-disiplin ilmu informasi dan perpustakaan. Sebagai seorang pustakawan, kita harus mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka/pemakai. Bagaimana kita bisa mengetahui kebutuhan informasi pemustaka/pemakai, apabila tidak ada teori information behavior. Teori ini membuat pustakawan tahu informasi apa yang dibutuhkan oleh pemustaka/pemakai dan membuat pustakawan tahu bagaimana cara mengelola informasi dalam konteks yang bermacam-macam. Hal itu disebabkan karena ruang lingkup information behavior ada pada user needs and uses.